“Pilih
satu keahlian, habiskan waktu sebagian besar untuknya, dan pastikan nggak ada
yang lain yang lebih mumpuni dalam bidang itu dibanding Anda!” -Ustadz Felix
Siauw-
Life Is a Choice. Hidup itu adalah pilihan. Yah hidup itu harus
memilih, memilih diantara banyak pilihan untuk tetap fokus dan hidup lebih
terarah. Demikianlah sejatinya hidup yang mengahruskan memilih.
Bahkan sejak kecil kita sudah harus memilih meski dalam konteks belajar. Mau jadi anak baik atau tidak itu pilihan, mau jadi orang yang dengan segudang prestasi itu juga pilihan. Namun ada satu hal yang diluar kemampuan kita untuk memilih. Sebagai contoh, ketika kita masih di dalam kandungan ibu, kita tak bisa memilih jenis kelamin kita, dan kita juga tak bisa memilih dari rahin siapa kita dilahirkan. Itu sudah kuasa Allah swt.
Bahkan sejak kecil kita sudah harus memilih meski dalam konteks belajar. Mau jadi anak baik atau tidak itu pilihan, mau jadi orang yang dengan segudang prestasi itu juga pilihan. Namun ada satu hal yang diluar kemampuan kita untuk memilih. Sebagai contoh, ketika kita masih di dalam kandungan ibu, kita tak bisa memilih jenis kelamin kita, dan kita juga tak bisa memilih dari rahin siapa kita dilahirkan. Itu sudah kuasa Allah swt.
Life Is a Choice
Tapi inilah hidup, “life is a choice, and there’s only one choice at one time”, kita hanya bisa memilih satu hal dalam satu waktu, dan fokus perlu dalam apapun yang kita kerjakan. Namun sempat berpikir saat membaca buku “99 Ilmuwan Muslim Perintis Sains Modern”, mereka adalah orang yang jenius dalam berbagai bidang, tapi tetep ada bidang yang mereka kuasai lebih dari yang lain.
Al-Khwarizmi misalnya, ilmuwan asal Uzbekistan ini adalah orang pertama yang
menemukan Algoritma Matematika. Beliau juga tidak saja ahli dibidang
matematika, beliau juga dikenal sebagai astronom dan ahli geografi. Contoh lain
adalah Al Kindi, ilmuwan kimia dengan nama lengkap Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak
al-Kindi dari Yunani. Beliau juga tak hanya dikenal sebagai ahli kimia, namun
juga ilmu matematika dan filsuf handal.
Itulah beliau-beliau yang ahli diberbagai bidang.
Untuk orang seperti kita (saya dan anda) hendaklah fokus terlebih dahulu dalam
memilih keahlian. Perkara ingin menjadi orang yang ahli diberbagai bidang, itu
pun bisa, namun hanya saja dibutuhkan tahapan-tahapan dan prioritas dan ten
tetap ada satu hal yang harus kita kuasai lebih daripada yang lain. Yang
menyebabkan kita muncul diantara yang lain.
[Al-Nawawi]